Gunung Wilis - Sekartaji Rorokuning
Aku gak bercerita panjang, atau bikin dokumentasi teknis perjalanan. Ini cuma catatan kecil buat dibukukan, eh di blog-kan. Ini adalah cerita indah tentang hiking ke Gunung Wilis (Gunung Limas), lewat Rorokuning, Bajulan, Kec. Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Pra-Cerita
Rencana awalnya mau berangkat via Kelir, tapi karena satu lain hal. Akhirnya berubah ke jalur yang biasa orang lalui, yakni via Rorokuning, Bajulan, Kec. Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Aku senang, pada akhirnya mendaki lagi. Terakhir hiking ke Gunung Gede via Putri, 9 bulan yang lalu (Nopember 2019). Jauh-jauh hiking kesana-kemari, malah gunung-gunung terdekat dari rumah belum dikunjungi hehe.. Itulah yang bikin senang.
Selain itu, ada teman-teman baru yang bareng dalam perjalanan kali ini. Jadi tidak sepi banget dan nambah keseruan.
Dalam rencana kali ini tidak camping. Berjalan atau berlari tiktok, alias naik nyampe tujuan trus turun lagi. Karena itu, berangkatnya harus sangat awal.
Sebelum berangkat, seperti biasa data dan informasi sudah terkumpul. Sehingga kayaknya, bagiku bakal seperti rendeveouz setiap langkah dan tikungan sudah tergambar jelas diingetan sejak start dari basecamp nantinya. Cukup percaya diri, pegang data GPX nya dan ada rekan yang sudah kesini beberapa kali.
Meeting Point (mepo) to BaseCamp
Kami bertujuh, kumpul dari stasiun kota Kediri. Perjalanannya naik mobil, mengambil titik kumpul di area strategis menjadi lebih mudah untuk koordinasi. Dan juga bisa nitip motor diarea aman 24 jam. Good job, team! Hehe..
Rencana berangkat jam 23.00 Jum’at, 14 September 2020. Agak sedikit molor, meski semua sudah berkumpul. Start jam 23.33, hampir berganti hari. Aku tidak tahu jalan menuju ke sana. Ngandalin driver dan co-driver nya aja. Pengen bubu santuy (bubuy), ambil posisi dan ancang-ancang duduk dibagian belakang.
Cerita tidak berjalan semestinya. Ga bisa bubuy euy, mobilnya kenceng macam main di game Need for Speed kena boost berkali-kali haha.. duduk paling belakang itu jadi ekstrem goncangannya. Berasa naik kora-kora di Dufan haha. Pas nyampe, keluarlah isi perut teman sebelah. Tapi emang driver nya mantul banget buat ngejar timing 😁👍🏻
Sempat nyasar sedikit, karena agak lupa dan mungkin juga karena sudah larut. Aku sendiri ga bisa bantu navigasi, karena posisi dibelakang dan pengen menghemat batre handphone. Sengaja saving buat persiapan foto-foto selama diperjalanan hiking. Yakin, tidak akan sempat ngecharge sewaktu tracking. Kalau dicharge malah bisa kehilangan momen.
Sekitar jam 1 dini hari, kami nyampe basecamp. Rencananya langsung tracking, ditunda jam 2 pagi. Ada yang ingin istirahat sebentar. Dalam kondisi sudah mau berangkat, ngantuk dan bisa bubu.. itu hebat. Gak semua orang bisa tidur pulas sebentar untuk recovery dan jalan. Aku termasuk orang yang susah tidur, cepat bangun. Jadinya tergolong lama soal recovery.
Mulai! Perjalanan Malam.
Pukul 2.15 dini hari, masih sedikit kerasa dingin, mengenakan jaket / wind breaker, kami berangkat! Bergembira ria menikmati jalur track, yang kemudian 20 menit kemudian pada ngelepasin jaket nya. Mulai gerah! Hehe..
Bersyukur sekali, langit cerah, jalanan tidak basah, hawa dingin juga bersahabat. Meski gelap, jalur terlihat jelas. Bahkan petunjuk arah ketika dipersimpangan juga sangat jelas. Tidak ada kesulitan berarti, kecuali beberapa perut pada mulai bergejolak. Sepertinya pada saling bergantian melepaskan gas beraroma. Aku di paling depan, jadi cuma bisa mendengar tanpa “menikmati” nya haha.. *hueek, aamaan.
Tidak ada keril dibawa. Apalagi banyak jalur datar yang nyaman dilalui. Tidak naik terus menerus. Jalannya termasuk cepat dan lancar. Jalanan gelap, tidak ada gambar yang diabadikan. Yang aku rasa, andai terang banyak spot menarik dan tentu saja bakal tambah lama nyampenya hehe.
Shubuh, tiba di areal camp dekat puncak Sekartaji. Ada air yang mancur dari selang, mengalir lancar. Air tidak terlalu dingin, tidak cukup membuat hatiku membeku #hehe. Wudhlu lepas sepatu kaos kaki, dan tanpa menggigil. Eh, lupa bawa alas (matras) buat sholat. Masih ada jas hujan untuk dibentangkan, mulailah bergantian sholat shubuh. Tidak ada yang mengambil foto pada sesi ini.. padahal hatiku sangat syahdu pagi itu #syaah
*sumber air
Golden time tiba!
Dengan spot indah, di areal camp pertama. Momentum yang sangat tepat, pertemuan waktu pagi hari antara terbit matahari dan view lokasi yang indah memanjakan mata. Kondisi seperti ini, sepertinya foto modelnya kayak apa juga, bakal bagus hasil fotonya. Apalagi klo ditambah sedikit skill pembacaan perspektif, komposisi tepat dan gear yang cukup. Wuah muantaf sekali..
Kami puas-puasin berfoto ria di sini. Ditambah sepanjang jalur tahu watu ke puncak sekartaji, adalah panorama punggung bukit yang menjadi favorit para pendaki. Tak heran, 40% sendiri batre handphone habis di sini haha..
Tak sampai puncak Limas
Dari puncak sekartaji menuju puncak Gn Limas, adalah track sebenarnya. Lho? Iya, karena jalurnya beneran naik terus menerus. Namanya juga naik gunung, klo gak naik rasanya gak pas hehe.. Tapi tetap mudah dijangkau tanpa bantuan tali atau saling tarik menarik.
Sekitar 150 meter sebelum sampe di areal Sabana, kami berhenti dan beristirahat. Ada rekan yang kondisi kurang fit. Maka dimulailah bekal dibuka, diatas 1.678 mdpl digelar sarapan pun dimulai. Makan di gunung selalu nikmat.. meski hanya sepotong ubi rebus heheh.
Cukup makan dan beristirahat, kami balik ke Pos Sekartaji. Di bawah gubuk rindang, akhirnya mataku bisa terpejam dan bubuy 40 menit.
Kembali ke Basecamp
Awan, kabut, atau apapun itu.. datang dan sedikit merubah suasana panas menjadi sejuk. Kalau tak segera bergerak, bisa mungkin menjadi dingin. So, kami mulai turun.
Kelemahanku mulai terlihat kalau turun, gak bisa cepat. Yang lain terlihat indah loncat kesana kemari, kayak lagi menari berlari-lari kecil turun. Aku tertatih-tatih di belakang hehe..
Sempat ketemu rekan lain, yang baru naik pukul 7, nyampai puncak Limas, tapi turunnya lebih dahulu. Walah, kenceng benerrr larinya.. pake jurus seipi anginnya aria kamandanu apa ya.
Sepertinya jalur turunan tampak agak berbeda. Sampai 3x kebablasan. Meski demikian, tetep ketemu rutenya.
Alhamdulillah, tiba dengan selamat semua.
Resume
- total waktu tempuh pp sekitar 8.5 jam (tidak sampai puncak Gn. Limas)
- lama waktu pergerakan 2 jam.
- Jarak tempuh 11 kM
- Elevasi Gain 1 kM
- Air melimpah, suhu bersahabat. Masyarakat ramah.
- Tidak ada signal di basecamp, tapi ada signal di areal camp.
- Tidak terlalu rame, enak buat destinasi
- View pemandangan 7/10.
- Level kesulitan: normal, 6/10
- Basecamp, google map keywordnya:
Pos Ijin Gn. Limas Sekartaji
- Strava
Kalau ada yang butuh route GPX nya, kabari saja yak.
Aku tidak tahu berapa bayar detailnya di simaksi atau lain-lainnya, karena patungan ya tinggal setor aja hehe.. Mungkin next time, disempatkan ke sini lagi bakal bisa lebih detail teknisnya. Aku akan kembali lagi nanti, insyaAllah :-)
*insyaAllah
Terimakasih team, perjalanan ini indah karena bersama kalian…